Anangcozz.com – Halo gaes, mencari motor skutik buat harian tak lepas dari faktor tampian dan performa. Tampilan bagus, tapi prfroma memble juga gak keren. Begitu juga sebaliknya performa ganas tapi tampilan pas pasan…hadeeh, jadi gak pede juga bawanya hehehe…tul gak?
Di Indonesia, skutik yang sangat di minati karena performanya yang bisa di bilang mumpuni buat harian berada dikelas 150cc-an. Dikelas ini, rata rata alasan konsumen memilihnya selain faktor tampilan, performa motor menjadi pertimbangan.
Ada banyak model dikelas ini sekitar 5 varian dari dua pabrikan yakni Honda dan Yamaha. Rentang harga juga tidak jauh antara 25-35 jutaan. Masing masing memiliki keunggulan sendiri, seperti tampilan, fitur, mesin dan stylenya. Namun kalau urusan performa, yang paling ganas adalah Yamaha Aerox 155.
Kenapa performa Aerox 155 terganas??
Untuk mengetahui performa sebuah motor, konsumen di Eropa biasa melihatnya dengan menghitung power weight ratio (PWR). Apa itu PWR?
Power Weight Ratio adalah pengukuran kinerja mesin secara keseluruhan pada motor. PWR dihitung dengan cara membagi tenaga maksimal yang dikeluarkan dengan bobot kendaraan tersebut (HP/kg). Performa sempurna sebuah motor jika PWR nya 1:1. Tapi jarang banget dengan ratio perbandingan 1:1, kecuali motor motor balap. Namun, untuk motor harian, mana yang lebih mendekati 1, itu yang paling bagus performanya.
Semakin tinggi Power Weight Rationya, maka semakin mudah motor diajak untuk mendahului kendaraan di depannya, melewati jalan menanjak dan berpengaruh pada top speed.
Balik lagi ke Yamaha Aerox 155 VVA. Skutik ini dibekali mesin 155 cc 4-klep SOHC VVA, yang punya tenaga 14,75 HP/8.000 rpm, dengan torsi 13,8 Nm/6.250 rpm. Sementara bobotnya yakni 117 kg.
Nah, dari dua variabel ini (power dan bobot motor) kita bisa menghitung PWR-nya. PWR=Power/berat
14,7HP/117kg=0.12564 HP/kg
Dari hasil perhitungan ini jika kita bandingkan dengan PWR skutik yang sekelas lainnya (150-155cc) maka Aerox 155 ini memiliki PWR tertinggi. Lihat grafik perbandigannya berikut ini.
Keterangan gambar: Garis merah (PWR), garis biru (power maks), garis ungu (berat motor). Yamaha Aerox standar memiliki PWR paling tinggi (garis merah), karena bobotnya lebih ringan dibandingkan dengan yang versi S dan R.
Nah, dari uraian diatas bisa kita simpulkan bahwa PWR itu tergantung dari power maksimal motor dan berat motor itu sendiri. Semakin ringan berat motor, dan semakin tinggi Power maksimal mesin maka PWR juga sakin baik.
Ibaratnya orang yang berlari tanpa membawa beban dengan orang yang berlari tanpa membawa beban. Tentu beda banget ka rasanya…?
Makanya, di balapan Aerox Fun Race yang diadakan Yamaha, para pembalap menyukai performa dan handling Aerox 155 VVA. Karena Power Weight Ratio Aerox 155 VVA jadi kuncinya. Itulah rahasia, mengapa performa Yamaha Aerox 155 VVA mantap, yaitu Power Weight Ratio.
PWR paling bagus di kelasnya, mesin kencang tapi rem belakang tromol, ngeri pisan kalau panic braking….kudunya sih depan belakang cakram dual abs tapi harganya nanti jadi naik….trus sama fitur sein belakang rawan patah….trus error karena kecipratan air sudah beres belum ya…